23 Mar 2011

Kenali Sahabat Terdekatmu Jika Tak Mau Terbunuh (Part 1)


Mendengar kata cacing, tentu pikiran kita akan membayangkan binatang yang bulat panjang tanpa tulang yang hidup di tempat kotor. Sudah tentu semua juga sudah tahu macam macam cacing baik cacing yang hidup di tanah yang biasa digunakan sebagai umpan maupun cacing yang hidup di air. Cacing yang hidup di tanah disamping bisa digunakan sebagai umpan, juga sangat membantu pak tani dalam menggemburkan tanah pertanian.

Sayangnya ada saudaranya cacing tanah yang doyan hidup di dalam usus manusia. Karena cacing merupakan salah satu makhluk hidup yang harus makan untuk mempertahankan hidupnya, maka di dalam perut pun cacing ini akan makan segala hal yang bisa dimakan. Nggak perduli apakah makanan itu dibutuhkan oleh yang punya perut, asal bisa dimakan akan dimakan oleh sang cacing. Curangnya si cacing ini, kalau jumlahnya banyak maka disamping yang makan ikut ikutan banyak, juga secara mekanis akan menyumbat saluran pencernaan. Bertambahlah penderitaan manusia yang mempunyai cacing indekos di perutnya.


Cacing pada manusia dalam menginfeksi sesungguhnya tidak memandang bulu. Asal bisa masuk, doi akan masuk ke tubuh manusia. Perantaranya pun bermacam macam namun yang paling sering adalah makanan terutama makanan yang tidak bagus secara hygines dalam penyajiannya. Walaupun menginfeksi manusia, cacing tidak meninggalkan sifat aslinya yang senang dengan lingkungan yang kotor dan lembab, itu sebabnya infeksi cacing sering ditemukan pada lingkungan masyarakat yang kumuh dan lembab. Bukan berarti orang orang yang selalu menjaga kebersihan akan bebas cacing 100 persen karena walau diri kita sendiri bersih, kita tidak bisa menghindari kontak dengan orang lain yang bisa saja membawa telur cacing. Sebenarnya cacing pada manusia pun banyak jenisnya, ada cacing gelang, cacing pita dan cacing pipih. Tapi yang kita bahas disini adalah cacing gelang karena kasusnya paling banyak diantara infeksi cacing yang ada.

1. Cacing Perut (Askariasis)



Askariasis adalah infestasi cacing gelang (Ascaris lumbrocoides). Infestasi askariasis terjadi jika tanah atau tinja yang mengandung telur askaris termakan. Telur askaris juga dapat ditularkan melalui makanan atau minuman. Ukuran cacing gelang dewasa jantan antara 15 – 5 cm sedangkan betinanya lebih panjang lagi, sekitar 25 – 35 cm. Cacing dapat bertumbuh sampai sebesar pensil dan dapat bertahan hidup 1 hingga 2 tahun. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 240.000 dalam sehari, yang kemudian akan keluar bersama tinja dan mencemari tanah atau air selama beberapa minggu. Askariasis sering tidak bergejala. Tetapi, jika jumlah cacing di dalam perut semakin banyak, maka berbagai macam gejala akan muncul. 

Gejala infestasi cacing yang masih ringan dapat berupa :
  • Ditemukannya cacing dalam tinja
  • Batuk mengeluarkan cacing
  • Kurang napsu makan
  • Demam
  • Bunyi mengik saat bernapas (wheezing)
Sedangkan gejala infestasi cacing yang berat antara lain adalah :

  • Muntah
  • Napas pendek
  • Perut buncit
  • Nyeri perut
  • Usus tersumbat
  • Saluran empedu tersumbat
Untuk mengatasi infestasi cacing tambang, dokter biasanya memberikan obat minum. Untuk tindakan pencegahan, beberapa langkah berikut dapat ditempuh :
  • Buang air besar di WC, tidak di sembarang tempat.
  • Cuci tangan terutama setelah memegang benda-benda kotor dan ketika akan makan.
  • Kuku harus dipotong pendek dan bersih.
  • Menjaga kebersihan diri dan pakaian, serta lingkungan sekitarnya.
  
Bersambung ke  

Kenali Sahabat Terdekatmu Jika Tak Mau Terbunuh ( Part 2 )




Share on :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 comments:

Posting Komentar

Silahkan komentar anda baik berupa saran atau cacian yang tetntunya bersifat membangun agar blog ini lebih berbobot dan bermanfaat

 
© Copyright BANGDEX NEWS 2012 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.