Pulang ke kotamu,
ada setangkup haru dalam rindu Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa..... makna
Terhanyut aku akan nostalgi.... saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja...........
Yah Syair lagu dari Kla Project yang tetap terus enak di dengarkan hingga sekarang tentang keindahan kota Yogyakarta. Siapa yang tak kenal dengan Yogyakarta, ya sebuah Kota yang sangat mempesona luar dan dalam baik dari segi keramahan masyarakatnya bahkan dengan kebudayaannya hingga dengan keluarbiasaannya itu banyak masyarakat baik masyarakat Yogya itu sendiri maupun masyarakat di Indonesia yang tak rela kalau Keistimewaan Yogyakarta di tiadakan lagi.
Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Jawanya. Seni dan budaya merupakan bagian tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Sejak masih kanak-kanak sampai dewasa, masyarakat Yogyakarta akan sangat sering menyaksikan dan bahkan, mengikuti berbagai acara kesenian dan budaya di kota ini. Bagi masyarakat Yogyakarta, di mana setiap tahapan kehidupan mempunyai arti tersendiri, tradisi adalah sebuah hal yang penting dan masih dilaksanakan sampai saat ini. Tradisi juga pasti tidak lepas dari kesenian yang disajikan dalam upacara-upacara tradisi tersebut. Kesenian yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam. Dan kesenian-kesenian yang beraneka ragam tersebut terangkai indah dalam sebuah upacara adat. Sehingga bagi masyarakat Yogyakarta, seni dan budaya benar-benar menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
Beberapa budaya Khas yang hanya ada di Yogyakarta :
1. Grebeg adalah upacara keagamaan di kraton, yang diadakan tiga kali setahun, bertepatan dengan hari lahirnya Nabi Muhammad S.A.W. (Grebeg Maulud), Hari Raya Idul Fithri (Grebeg Sawal) dan hari Raya Aidul Adha (Grebeg Besar) Pada hari itu Sri Sultan berkenan memberi sedekah berupa gunungan berisikan makanan dan lain-lain kepada rakyat. Upacara semacam itu disertai dengan upacara panembah Tuhan Yang Maha Kuasa oleh Sri Sultan sendiri di Sitihinggil - utara dan kemudian pembacaan do’a oleh Kyai Pengulu untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, keagungan agama dan kebahagiaan serta keselamatan kraton, nusa dan bangsa pada umumnya.
2. Jamasan, Pembersihan atau melakukan penyucian kepada benda-benda pusaka milik Keraton Yogyakarta seperti kereta, gamelan, maupun pusaka, semuanya memiliki nama seperti manusia. Ada Kiai Sangkelat, Kiai Nagasasra (keris), Kiai Guntur Madu (gamelan), ada pula Kanjeng Nyai Jimat dan Kyai Puspakamanik (kereta). Di Keraton Yogyakarta, benda-benda itu selalu dicuci yang diistilahkan dengan nama ”dijamasi” pada bulan Sura (Muharam) dan selalu pada hari istimewa Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon. Cara jamasan itu sendiri juga khas. Semua yang terlibat dalam ritual itu harus mengenakan pakaian adat Jawa peranakan. Mereka, semuanya laki-laki, mengenakan kain panjang, surjan, dan penutup kepala blangkon.
3. Jogja Java Carnival, adalah karnaval malam hari yang merupakan sebuah bentuk karnaval yang belum ada atau belum pernah diselenggarakan di Indonesia, kecuali di Kota Yogyakarta. Tuntutan penghadiran teknologi, komposisi bentuk, ragam warna dan siraman cahaya menjadi hal utama dalam mewujudkan kemeriahan dan keceriaan malam. Kemajemukan dari semua bentuk di atas, ditambah dengan akan berkumpulnya artis-artis penampil dan para penikmat karnaval dari berbagai pelosok wilayah Yogyakarta, Indonesia, bahkan luar negeri itulah yang disatukan dalam sebuah keselarasan ...sebuah harmonisasi...harmonisasi di malam hari ...dan hanya terjadi di Kota Jogja.
4. Pementasan Rutin di Di Bangsal Sri Manganti, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar pementasan tari klasik gaya Yogyakarta di Bangsal Sri Manganti tiap Minggu, sebagai suguhan kepada wisatawan yang berkunjung ke keraton dan juga untuk mengenalkan budaya khususnya tarian gaya yogyakarta
Mari lestarikan dan kembangkan budaya lokal kita, I LOVE INDONESIA