BANGDEX NEWS | Islam termasuk dalam agama minoritas di negeri kincir angin itu, maka cukup sulit bagi para muslim di Belanda untuk mendapat perlakuan sesuai saat berpuasa. pusing kepala, badan lemas, dan konsentrasi menurun, merupakan masalah yang lazim dialami umat Islam yang sedang berpuasa. Kondisi ini tentu berdampak pada kegiatan sehari-hari, terutama bagi para pekerja.
Untuk menyikapi persoalan ini, federasi buruh di Belanda memanggil sejumlah pelaku usaha untuk membuat peraturan khusus yang berkaitan dengan kinerja para karyawan Muslim di bulan Ramadhan.
Islam termasuk dalam agama minoritas di negeri kincir angin itu, maka cukup sulit bagi para muslim di Belanda untuk mendapat perlakuan sesuai saat berpuasa.
Sebuah survey yang digelar federasi buruh FNV menyebutkan, para karyawan yang beragama Muslim sangat berharap adanya solusi alternatif dan kesepakatan antara para pekerja dan pelaku bisnis. Demikian diberitakan Radio Netherlands Worldwide belum lama ini.
Sayangnya, keinginan ini terganjal oleh kekhawatiran akan rasa diskriminasi antara pekerja Muslim dan non-Muslim yang tidak sedang berpuasa.
Ijmert Muilwijk, juru bicara federasi buruh CNV Youth menegaskan, peraturan yang perlu ditegakkan bukan untuk menambah hari libur bagi pekerja beragama Islam, namun jam kerja yang lebih fleksibel. Begitu pula kesempatan cuti saat Idul Fitri tiba.
Muilwijk menambahkan, jam kerja bagi para karyawan yang bekerja dengan sistem shift juga perlu disesuaikan. Islam In Europe sempat mencatat keluhan seorang pekerja Muslim yang tidak bisa berbuka puasa karena shift kerjanya hampir berbenturan dengan jam berbuka.
Karyawan yang tidak disebutkan identitasnya itu bekerja di shift malam yang dimulai pukul 20.00, hanya satu jam sebelum berbuka puasa untuk waktu setempat. Sang boss tidak mau tahu dan hanya mengijinkannya makan dan minum saat waktu istirahat makan tiba.
“Berpuasa itu pilihan Anda, masalah Anda sendiri,” ujarnya meniru ucapan sang atasan.
Persoalan ini sempat memanas di dunia maya. Tak sedikit pula pengguna internet yang menyarankan agar gaji para pekerja yang berpuasa harus dipangkas setengahnya. Hal ini disesuaikan dengan fakta bahwa kinerja mereka cukup menurun saat sedang berpuasa.
“Potong saja gajinya, untuk menyesuaikan dengan performa kerja,” tegas salah seorang komentator debat di internet.
Untuk menyikapi persoalan ini, federasi buruh di Belanda memanggil sejumlah pelaku usaha untuk membuat peraturan khusus yang berkaitan dengan kinerja para karyawan Muslim di bulan Ramadhan.
Islam termasuk dalam agama minoritas di negeri kincir angin itu, maka cukup sulit bagi para muslim di Belanda untuk mendapat perlakuan sesuai saat berpuasa.
Sebuah survey yang digelar federasi buruh FNV menyebutkan, para karyawan yang beragama Muslim sangat berharap adanya solusi alternatif dan kesepakatan antara para pekerja dan pelaku bisnis. Demikian diberitakan Radio Netherlands Worldwide belum lama ini.
Sayangnya, keinginan ini terganjal oleh kekhawatiran akan rasa diskriminasi antara pekerja Muslim dan non-Muslim yang tidak sedang berpuasa.
Ijmert Muilwijk, juru bicara federasi buruh CNV Youth menegaskan, peraturan yang perlu ditegakkan bukan untuk menambah hari libur bagi pekerja beragama Islam, namun jam kerja yang lebih fleksibel. Begitu pula kesempatan cuti saat Idul Fitri tiba.
Muilwijk menambahkan, jam kerja bagi para karyawan yang bekerja dengan sistem shift juga perlu disesuaikan. Islam In Europe sempat mencatat keluhan seorang pekerja Muslim yang tidak bisa berbuka puasa karena shift kerjanya hampir berbenturan dengan jam berbuka.
Karyawan yang tidak disebutkan identitasnya itu bekerja di shift malam yang dimulai pukul 20.00, hanya satu jam sebelum berbuka puasa untuk waktu setempat. Sang boss tidak mau tahu dan hanya mengijinkannya makan dan minum saat waktu istirahat makan tiba.
“Berpuasa itu pilihan Anda, masalah Anda sendiri,” ujarnya meniru ucapan sang atasan.
Persoalan ini sempat memanas di dunia maya. Tak sedikit pula pengguna internet yang menyarankan agar gaji para pekerja yang berpuasa harus dipangkas setengahnya. Hal ini disesuaikan dengan fakta bahwa kinerja mereka cukup menurun saat sedang berpuasa.
“Potong saja gajinya, untuk menyesuaikan dengan performa kerja,” tegas salah seorang komentator debat di internet.