25 Feb 2011

Rencong Aceh


Rencong......bila kita mendengar nama Rencong pasti terbersit di benak kita Prov. Aceh karena Aceh selain sebagai Negeri Serambi Mekkah juga sebutan lainnya Tanah Rencong, namun banyak yang belum tahu darimana asal usul rencong, yamg merupakan  senjata khas aceh ini.

Oke kita mulai darimana sebenarnya Rencong ini, jika kita mencari sumber akan sangat sedikit referensi ataupun sumber sejarah yang kita dapatkan, namun asal mula rencong terekam dalam sebuah legenda Aceh. Dalam sebuah cerita rakyat dikisahkan.
“Zaman dahulu di Aceh hidup seekor burung raksasa sejenis Rajawali, masyarakat Aceh menyebutnya "Geureuda". Keberadaan burung raksasa tersebut sangat menggangu kehidupan rakyat. semua jenis tanaman, buah-buahan dan ternak rakyat dilahapnya.Semua jenis perangkap dan senjata yag digunakan untuk membunuhnya tidak mapan, malah makin lama "Geureuda" tersebut makin beringas melahap tanaman rakyat.

Oleh raja yang berkuasa ketika itu, menyuruh seorang pandai besi yang juga ulama untuk menciptakan sebuah senjata ampuh yang mampu membunuh "Geureuda" tersebut. Oleh pandai besi yang mempunyai tentang perbesian  atau perlogaman dalam cabang fisika bernama METALOID, setelah melakukan puasa, sembahyang sunat dan berdoa baru menempa besi pilihan dengan campuran beberapa unsur logam jadilah  sebuah senjata yang benama Rencong. Akhirnya dengan Rencong inilah burung tersebut dapat dibinasakan, berkat rencong tersebut akhirnya menjadi senjata yang simbol kebesaran para bangsawan, merupakan lambang keberanian para pejuang dan rakyat Aceh di masa perjuangan. Keberadaan Rencong  sebagai simbol keberanian dan kepahlawanan masyarakat Aceh terlihat bahwa hampir setiap pejuang Aceh membekali dirinya dengan rencong sebagai alat pertahanan diri. Namun sekarang, setelah tak lagi lazim digunakan sebagai alat pertahanan diri, rencong berubah fungsi menjadi barang cinderamata yang dapat ditemukan hampir di semua toko kerajinan khas Aceh.

Rencong Aceh memiliki bentuk seperti huruf [ L ] atau lebih tepat seperti tulisan kaligrafi "Bismillah" . Rencong termasuk dalam kategori belati  "dagger" (bukan pisau atau pedang). Bentuk rencong berbentuk kalimat  bismillah, gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada sikunya merupakan aksara Arab "Ba", bujuran gagangnya merupaka aksara "Sin", bentuk lancip yang menurun kebawah pada pangkal besi dekat dengan gagangnya merupakan aksara"Min", lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakan aksara  "lam", ujung yang meruncing dengan dataran sebelah atas mendatar dan bagian bawah yang sedikit keatas merupakan aksara"Ha". Rangkain dari aksara Ba, Sin, Lam dan Ha itulah yang mewujudkan kalimat Bismillah. Oleh karena itu , rencong tidak digunakan untuk hal-hal kecil yang tidak penting, apalagi untuk berbuat keji, tetapi rencong hanya digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh dan berperang dijalan Allah.

Rencong memiliki tingkatan :

1. Rencong yang digunakan oleh raja atau sultan. Rencong ini biasanya terbuat dari gading (sarung) dan emas murni (bagian belatinya).  

2. Rencong-rencong yang sarungnya biasa terbuat dari tanduk kerbau atau kayu, sedangkan belatinya dari kuningan atau besi putih.

Secara umum dikalangan masyarakat Aceh memiliki empat macam :

Rencong Meucugek
1. Rencong Meucugek (Meucungkek), Disebut meucugek karena pada gagang rencong terdapat suatu bentuk panahan dan perekat yang dalam istilah Aceh disebut cugek atau meucugek. Cugek ini diperlukan untuk mudah dipegang dan tidak mudah lepas waktu menikam ke badan lawan atau musuh. Bentuk meucungkek dimaksud agar tidak terjadinya penghormatan yang berlebihan sesama manusia, karena kehormatan yang hakiki hanya milik Allah semata. Maksudnya, bila rencong meucungkek disisipkan dibagian pinggang atau dibagian pusat, maka orang tersebut tidak bisa menundukkan kepala atau membongkokkan badannya untuk memberi hormat kepada orang lain karena perutnya akan tertekan dengan gagang meucungkek tersebut. Gagang meucungkek itu juga dimaksudkan agar, pada saat-saat genting dengan mudah dapat ditarik dari sarungnya dan tidak akan mudah lepas dari genggaman.

2. Rencong Meupucok, Rencong ini memiliki pucuk di atas gagangnya yang terbuat dari ukiran logam yang pada umumnya dari emas. Gagang dari rencong meupucok ini kelihatan agak kecil, yakni pada pegangan bagian bawah. Namun, semakin ke ujung gagang ini semakin membesar. Jenis rencong semacam ini digunakan untuk hiasan atau sebagai alat perhiasan. Biasanya, rencong ini dipakai pada upacara-upacara resmi yang berhubungan dengan masaalah adat dan kesenian. 

Rencong Pudoi
 3. Rencong Pudoi, Rencong jenis ini gagangnya lebih pendek dan berbentuk lurus, tidak seperti rencong umumnya. Terkesan, rencong ini belum sempurna sehingga dikatakan pudoi. Istilah pudoi dalam masyarakat Aceh adalah sesuatu yang diangap masih kekurangan atau masih ada yang belum sempurna
Rencong Meukuree
 4. Rencong Meukuree, Perbedaan rencong meukuree dengan jenis rencong lain adalah pada matanya. Mata rencong jenis ini diberi hiasan tertentu seperti gambar ular, lipan, bunga, dan sebagainya. Gambar-gambar tersebut oleh pandai besi ditafsirkan dengan beragam macam kelebihan dan keistimewaan. Rencong yang disimpan lama, pada mulanya akan terbentuk sejenis aritan atau bentuk yang disebut kuree. Semakin lama atau semakin tua usia sebuah rencong, semakin banyak pula kuree yang terdapat pada mata rencong tersebut. Kuree ini dianggap mempunyai kekuatan magis.

Satu hal yang membedakan rencong dengan senjata tradisional lainnya adalah rencong tidak pernah diasah karena hanya ujungnya yang runcing saja yang digunakan.


Dicuplik dari berbagai sumber : http://agus-sarwono.blogspot.com, http://fromacehwithlove.wordpress.com
Share on :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

1 comments:

Anonim mengatakan...

Terima Kasih untuk Artikelnya, izin copy

Posting Komentar

Silahkan komentar anda baik berupa saran atau cacian yang tetntunya bersifat membangun agar blog ini lebih berbobot dan bermanfaat

 
© Copyright BANGDEX NEWS 2012 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.